Lita Machfud Arifin, anggota Komisi X DPR RI, bertanya tentang berapa banyak uang yang dihabiskan PSSI untuk naturalisasi sejumlah pemain keturunan yang bermain di Timnas Indonesia.
Dalam rapat kerja Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan PSSI di Senayan, Senin 4 November 2024, Lita menyatakan hal itu.
“Apakah ada nilai transfer dari klub kepada PSSI, anggarannya dari APBN di Kemenpora, atau sponsorship yang didapat secara privat?” Lita bertanya dalam video YouTube TV Parlemen pada Selasa, 5 November 2024.
Dalam menanggapi pertanyaan itu, Yunus Nusi, Sekjen PSSI, menyatakan bahwa organisasi tidak akan membayar pemain selama program naturalisasi berlangsung.
“Kami tidak pernah membayar atau memberikan nilai kepada mereka (pemain keturunan) untuk naturalisasi,” kata Yunus.
Yunus menjelaskan bahwa para pemain keturunan lebih suka membela Timnas Indonesia karena dorongan orang tua dan keluarga mereka yang berasal dari Indonesia daripada uang.
Dia mengatakan, “Beberapa pemain seperti Shayne Pattynama berasal dari Ambon, beberapa lainnya dari Semarang, dan orang tua dan kakeknya mendorong dan berharap anak-anak ini bisa memperkuat (Indonesia), tanah kelahiran leluhur.”
Meskipun demikian, Yunus menyatakan bahwa tidak ada alasan untuk meragukan nasionalisme pemain tersebut. Karena darah mereka juga berasal dari Indonesia.
Selain itu, dia menambahkan, “Saat ini kita lihat bersama, mereka berdarah-darah sampai cedera dalam rangka memberikan yang terbaik kepada Timnas Indonesia.”
Yunus menyatakan bahwa bagi sebagian besar pemain keturunan, dapat bermain untuk Timnas Indonesia sudah merupakan pencapaian besar dan kebanggaan yang tak ternilai.
“Kami tidak pernah memberikan nilai apapun kepada mereka sampai saat ini,” tegasnya.
Dia mengakhiri dengan mengatakan, “Bagi mereka (bermain di Timnas Indonesia) menjadi sebuah kebanggaan. Kita tahu bersama seluruh pemain naturalisasi merasa sangat bangga memperkuat Timnas kita.”