MotoGP 2026, Marquez Ragu Bisa Sehebat Musim 2025

Juara dunia MotoGP 2025, Marc Marquez, mengakui secara terbuka bahwa musim luar biasanya musim lalu hampir mustahil untuk diulang pada musim MotoGP 2026. Balapan yang makin kompetitif, format sprint, serta banyaknya poin yang diperebutkan membuat dominasi seperti 2025 menjadi tantangan berat untuk diulangi.


MotoGP 2026, Marquez Ragu Bisa Sehebat Musim 2025

Marc Marquez tampil dominan sepanjang musim MotoGP 2025, meraih gelar juara dunia ketujuh—dan melakukannya dengan mencatatkan level dominasi yang jarang terjadi: ia mengunci gelar dengan lima balapan tersisa, meskipun kemudian absen di seri akhir karena cedera bahu. Namun menyongsong musim baru 2026, sang pembalap Ducati ini mengakui bahwa mengulang performa sehebat itu hampir mustahil. TNT Sports+1


🏆 Bagaimana Dominasi 2025 Terjadi

Marquez mencatat musim 2025 sebagai salah satu yang terbaik dalam kariernya: ia memenangi 11 balapan Grand Prix serta sejumlah sprint race, dan memastikan gelar dunia jauh sebelum seri terakhir kompetisi. Dominasi ini membuatnya kembali sejajar dengan legenda‑legenda besar MotoGP. TNT Sports

Namun dominasi itu datang setelah beberapa tahun perjuangan keras, termasuk cedera yang memaksanya absen di beberapa musim sebelumnya. Kebangkitan ini membuat musim 2025 menjadi sangat istimewa — tetapi juga unik sehingga tidak mudah diulang. GPone.com


🤔 Kesan Marquez soal MotoGP 2026

Menghadapi musim 2026, Marquez menyatakan kejuaraan dunia musim lalu sulit untuk ditiru pada level yang sama karena format balapan modern di MotoGP kini menawarkan lebih banyak poin yang bisa diperebutkan setiap akhir pekan — termasuk sprint race dan balapan utama. detiksport

Saya berharap itu adalah tujuannya… mencoba bersaing memperebutkan gelar dunia. Tapi bukan seperti ini, memastikan gelar dengan lima balapan tersisa. Sekarang saya pikir hampir mustahil untuk mengulangnya…” — pernyataan Marquez kepada media. detiksport

Menurutnya, musim 2025 berjalan sangat solid dengan sedikit kesalahan dan banyak kemenangan, tetapi tingkat dominasi seperti itu tidak akan mudah datang kembali, bahkan jika ia tetap berstatus favorit juara. detiksport


🏍️ Perubahan Format dan Tantangan Kompetitif

Salah satu faktor yang membuat mengulang dominasi sangat sulit adalah format balapan yang terus berubah, termasuk keberadaan sprint race yang meningkatkan jumlah poin yang diperebutkan per akhir pekan. Poin yang lebih banyak dan kompetisi semakin ketat membuat setiap seri kian penuh tekanan dan peluang kejutan. Reuters

Selain itu, banyak pembalap lain di grid terus berkembang dan merepotkan favorit, sehingga persaingan poin tidak bisa dikuasai satu pembalap terlalu lama. Faktor ini menjadi salah satu alasan Marquez merasa skeptis bisa kembali sehebat musim 2025. www.jpnn.com


⚕️ Cedera dan Pemulihan sebagai Faktor Tambahan

Marquez mengakhiri musim 2025 lebih awal karena cedera bahu serius yang ia alami di Mandalika, dan harus menjalani periode rehabilitasi panjang. Meski pemulihan berjalan dengan baik, cedera semacam itu tetap memberi dampak bagi kebugaran fisik dan persiapan awal musim baru. TNT Sports

Ia mengatakan bahwa pemulihan fisik menjadi fokus penting menjelang 2026, yang menunjukkan bahwa kebugaran penuh menjadi salah satu faktor krusial dalam mengejar performa puncak. TNT Sports


📊 Harapan di Balik Keraguan

Walaupun Marquez ragu bisa mengulangi dominasi luar biasa tersebut, target utamanya tetap sama: berjuang untuk gelar juara dunia, bukan sekadar mengejar statistik semata. Ia melihat persaingan sebagai tantangan baru yang mana semua pembalap puncak punya peluang besar di setiap balapan. www.jpnn.com

Dengan persaingan yang semakin ketat, bahkan gelar dunia saja bukan sesuatu yang bisa dianggap mudah, apalagi mencatatkan dominasi seperti pada musim sebelumnya. www.jpnn.com


📌 Kesimpulan

Musim 2025 adalah salah satu puncak karier Marc Marquez: dominasi, kemenangan beruntun, dan gelar dunia. Namun menyongsong MotoGP 2026, ia secara realistis menyatakan kesulitan besar untuk mengulang dominasi tersebut karena format balapan modern yang padat poin, persaingan yang semakin kuat, dan faktor fisik setelah cedera. Meskipun begitu, sang juara tetap bertekad berjuang untuk tetap kompetitif dan bersaing di puncak klasemen dunia. detiksport+1